Refleksi
dari Perkuliahan Filsafat Ilmu untuk Prodi S2 Pend. Matematika Kelas C di Ruang
201 A PPS Lama UNY Oleh Prof. Dr. Marsigit M.A, Jum’at,26 September 2014
Keunikan jati diri setiap individu merupakan hasil dari
proses-proses terdahulu . Merupakan awal dari proses ke depan . Segala gambaran
dan bayangan tentang diriku sendiri di masa depan sudah ada di pikiranku . Akan
tetapi, seiiring berjalannya waktu gambaran itu perlahan demi perlahan meredup
dan tak terlihat lagi dan pada akhirnya menjadi apa yang tidak ku inginkan,
tidak sesuai dengan gambaran awal. Bayangan tentang diri yang meredup itu
tetapi juga perlahan-lahan akan kembali muncul menjadi terang tetapi dengan
gambaran yang berbeda dan bahkan berbeda sama sekali dari gambaran awal.
Tulisan merupakan
kata-kata,pikiran,perasaan hati. Diriku adalah keterbatasanku . ini ditunjukkan
dengan tindakanku tidak mampu memenuhi semua tulisanku, Tulisanku tidak mampu
memenuhi kata-kata ku ,kata kataku tidak mampu memenuhi pokiranku ,pikiranku
tidak mampu memenuhi semua perasaanku. Sedikit demi sedikit ku mencari ilmu
untuk mengisi kekosongan. Seiring itu ku temukan: “ketika ada orang mencari Tuhan dengan
menggunakan pikiran, maka itu merupakan suatu kekeliruan, karena Tuhan itu
tidak cukup hanya diupikirkan saja tetapi juga harus dirasakan didalam hati
kita masing masing . Itulah spiritual. Beberapa pengalaman tindakan
tulisan,kata kata ,hati perasaan,spiritual itu sifat multi dimensi ,bukan
dimensi tiga ,dimensi 4,dimensi 5,dimensi tak berhingga”. Pada dasarnya cara
terbaik untuk mendidik atau memberi pelajaran pada diri sendiri adalah dengan
membantu diri kita sendiri untuk lebih jauh mengenali dirinya sendiri. Ketika
ku mencari cari jati diriku, berbagai pengalaman-pengalaman yang sudah kulalui.
Mulai dari keterbatasan pandanganku untuk melihat jauh kedepan. Keterbatasanku
untuk bisa melihat kebelakang tanpa membalikan diriku, dan lain lain kurasa
itulah membuat diriku penuh arti. Jika ku tak memiliki keterbatasan, maka
banyak hal yang ku lakukan. Dengan begitu maka tak satu pun dari mereka yang
mampu memahamiku. Bersyukur ALLAH SWT telah memberikanku keterbatasan.
Sebenar-benarnya filsafat adalah harus bisa dikomunikasikan dengan bahasa yang
paling mudah dipahami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar